Tragedi Kelam Mary Sang Gajah Sirkus: Ketika Seekor Gajah Dihukum Gantung

Rebalas Pedia -  Pada tahun 1916, kota kecil Erwin di negara bagian Tennessee, Amerika Serikat, menjadi saksi salah satu peristiwa paling kelam dan kontroversial dalam sejarah perlakuan terhadap hewan: eksekusi gantung terhadap seekor gajah sirkus bernama Mary.

Mary bukanlah hewan biasa. Ia telah lama menjadi atraksi utama dalam Sparks World Famous Shows, sebuah sirkus keliling yang populer pada masanya.

Selama bertahun-tahun, Mary menghibur penonton dari satu kota ke kota lain, membawa tawa dan kekaguman dengan kehadirannya yang megah.

Namun, sebuah insiden tragis terjadi saat pertunjukan di Kingsport. Mary menyerang dan menyebabkan kematian pelatih barunya—seorang pemuda yang tidak berpengalaman, yang menurut laporan, sempat menyakiti Mary dengan kait logam karena tidak menuruti perintah. Peristiwa tersebut memicu kemarahan publik yang luar biasa.

Media massa segera melabeli Mary sebagai “gajah pembunuh,” dan tanpa adanya penyelidikan yang menyeluruh, tekanan dari masyarakat menuntut agar Mary dihukum mati secara terbuka.

Pertanyaannya pun muncul: bagaimana cara mengeksekusi seekor gajah seberat lima ton? Sebuah keputusan yang mengejutkan pun diambil.

Mary akan digantung menggunakan derek milik perusahaan kereta api industri di Erwin. Pada tanggal 13 September 1916, ratusan orang, termasuk anak-anak, memadati area rel kereta api untuk menyaksikan eksekusi tersebut.

Sebuah rantai logam diikatkan pada leher Mary, dan mesin derek mulai mengangkat tubuh besarnya.

Namun, tali pertama yang digunakan putus di tengah proses, membuat Mary terjatuh dengan luka parah. Eksekusi pun diulangi—dan kali ini berhasil.

Mary, yang pernah menjadi simbol hiburan dan kemegahan, mengakhiri hidupnya dalam cara yang tragis dan memilukan, menggantung tak bernyawa di hadapan kerumunan.

Kisah Mary bukan sekadar kisah tentang seekor gajah. Ia mencerminkan bagaimana makhluk hidup yang luar biasa dapat diperlakukan layaknya properti hiburan, tanpa pertimbangan terhadap perasaan, penderitaan, atau haknya untuk hidup dengan layak.

Peristiwa ini tetap menjadi noda hitam dalam sejarah perlakuan terhadap hewan, serta pengingat menyakitkan akan apa yang bisa terjadi ketika amarah dan ketidaktahuan manusia mengalahkan empati dan keadilan.

Ketika emosi mengaburkan kemanusiaan, bahkan makhluk paling agung pun dapat dijatuhkan secara brutal.

Sumber: Tennessee Virtual Archive – “The Hanging of Mary the Elephant”

Komentar