Rebalas Pedia - Pada Maret 2025, Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia secara resmi mengajukan budaya tempe ke dalam Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity UNESCO.
Tempe tidak hanya dikenal sebagai makanan tradisional khas Indonesia, tetapi juga sebagai warisan budaya yang semakin mendapat pengakuan di kancah global.
Terbuat dari kedelai yang difermentasi, tempe memiliki nilai gizi yang tinggi serta sejarah panjang dalam khazanah kuliner Nusantara. Berikut beberapa fakta menarik mengenai tempe yang mungkin belum banyak diketahui:
1. Asal Usul dari Indonesia
Tempe berasal dari Indonesia, khususnya dari Pulau Jawa. Catatan sejarah menunjukkan bahwa tempe telah dikonsumsi sejak abad ke-17, awalnya menggunakan kedelai hitam sebagai bahan utama. Istilah “tempe” sendiri diyakini berasal dari kata dalam bahasa Jawa Kuno, tumpi, yang merujuk pada makanan berwarna putih.
2. Kaya Nutrisi dan Cocok untuk Vegetarian
Sebagai sumber protein nabati yang tinggi, tempe menjadi pilihan ideal bagi para vegetarian dan vegan.
Dalam setiap 100 gram tempe terkandung sekitar 19 gram protein, serat yang tinggi, vitamin B12 hasil fermentasi, serta mineral penting seperti kalsium, zat besi, dan magnesium.
Proses fermentasi turut meningkatkan ketersediaan hayati nutrisi, sehingga lebih mudah diserap oleh tubuh.
3. Mengandung Probiotik Alami
Proses fermentasi tempe menggunakan jamur Rhizopus oligosporus, yang menghasilkan probiotik alami. Kandungan ini berkontribusi terhadap kesehatan sistem pencernaan dan imunitas tubuh, menjadikan tempe sebagai pangan fungsional yang mendukung gaya hidup sehat.
4. Ramah Lingkungan dan Terjangkau
Tempe dikenal sebagai alternatif sumber protein yang ramah lingkungan karena proses produksinya menghasilkan emisi karbon yang jauh lebih rendah dibandingkan daging.
Selain itu, tempe sangat mudah dijumpai di Indonesia dengan harga yang relatif terjangkau, menjadikannya makanan rakyat yang sehat dan berkelanjutan.
5. Populer di Mancanegara
Popularitas tempe kini telah merambah ke berbagai belahan dunia. Negara-negara seperti Jepang, Belanda, Amerika Serikat, dan Australia telah memproduksi dan mengonsumsi tempe dalam berbagai bentuk, mulai dari tempe beku, kalengan, hingga olahan modern seperti burger dan sosis nabati.
Kesimpulan Tempe bukan sekadar lauk pelengkap dalam menu sehari-hari, melainkan superfood lokal dengan nilai gizi tinggi, manfaat kesehatan, serta nilai budaya yang mendalam.
Dengan pengakuan dari UNESCO, diharapkan tempe semakin dikenal dan dihargai di tingkat global, serta menjadi simbol kebanggaan kuliner dan budaya Indonesia.
Komentar
Posting Komentar