Rebalas Pedia - Rara, gadis berusia 23 tahun asal Majalengka. Tapi ia sudah satu setengah tahun bekerja sebagai staff admin di sebuah pabrik di wilayah Subang. Ia tidak menyangka, selama bekerja di Subang ia akan mengalami cerita horror dalam hidupnya. Karena rumahnya cukup jauh, ia pun diharuskan menginap di sebuah mes yang disiapkan oleh perusahaannya.
Jarak dari mes ke pabrik cukup dekat, sekitar 5 menit perjalanan. Menurut Rara, bangunan tempatnya bekerja, 80% merupakan bangunan lama, tepatnya bangunan peninggalan kolonial Belanda, termasuk mes karyawan yang Rara tinggali bersama dengan beberapa karyawan lainnya. Yang namanya bangunan tua seperti itu, sudah pasti sangat kental dengan nuansa mistis.
Bahkan hampir setiap bulannya, ada saja karyawan yang kesurupan. Warga sekitar pun sudah tidak asing lagi dengan penampakan demi penampakan di sekitar pabrik dan mes tersebut. Di mes itu, Rara tinggal bersama delapan karyawan lainnya. Semua karyawan yang tinggal di mes tersebut adalah wanita. Selain delapan karyawan tersebut, ada juga seorang lelaki setengah baya yang bertugas sebagai penjaga malam.
Lelaki tersebut dipanggil Mang Nono. Sejak memutuskan tinggal di mes, rara sering mendengar cerita-cerita horror yang terjadi di sekitar pabrik dan mes tempatnyabekerja. hingga suatu hari, tepatnya di akhir bulan, ia bersama karyawan lainnya diminta untuk lembur. Sementara ini jam kerja normalnya hingga pukul 5 sore, saat itu Sabtu pagi, jam menunjukkan pukul setengah 8 pagi.
Rara dan beberapa karyawan lainnya hendak berangkat ke pabrik, tapi tepat berada di depan pabrik Rara dihentikan oleh Mang Nono. Neng, Mang Nono malam ini izin tidak jaga malam, karena ada keperluan." Ujar Mang Nono pada Rara. Tanpa pikir panjang, Rara mengiakan ucapan Mang Nono. Di kesempatan itu Mang Nono sempat mengingatkan pada Rara dan karyawan lainnya, untuk berhati-hati saat malam tiba.
Mereka dilarang bersikap aneh dan melakukan hal-hal yang membuat kegaduhan. Jika ada hal-hal yang aneh, para karyawan diminta untuk menghiraukannya dan memperbanyak membaca doa-doa. Mendengar perkataan Mang Nono rara sedikit jadi merinding. Namun ia berusaha membuang pikiran itu semua dan memilih fokus pada pekerjaannya. Singkat cerita, Rara dan karyawan lainnya berangkat ke pabrik. Mereka beraktifitas seperti biasa. Sore pun tiba. Rara yang seharusnya pulang. Kali ini ia harus lembur.
Hingga akhirnya waktu menunjukkan pukul 9 malam. Rara dan karyawan lainnya bersiap untuk pulang. Tapi karena Rara masih ada pekerjaan yang harus dirapikan. Ia pulang agak terlambat. Jadi ia harus pulang sendirian. Kaki Rara pun melangkah. Ia secara perlahan pulang ke mes. Suasana pabrik saat itu sudah sepi. Nampak hanya dua orang satpam yang sedang bertugas. Saat melewati gerbang utama pabrik, suasana semakin sepi.
Hanya diterangi temaram lampu-lampu jalan. Rara berusaha terus melangkah. Tiba-tiba ia merasa ada sosok bayangan hitam yang mengikutinya. Namun ketika menengok ke belakang, sosok itu tidak ada. Rara pikir itu hanya pikirannya saja yang mulai merasa takut. Tak lama kemudian Rara pun sampai di mes. Ia pun bergegas membersihkan dirinya dan mengganti pakaiannya.
Lalu ia makan malam sambil menonton TV di ruang tengah. Suasana mes malam itu benar-benar sepi.Rara baru ingat kalau malam itu Mang Nono tidak ada. Sementara sebagian karyawan lainnya pulang. Karena besoknya bertepatan hari Minggu. Mereka libur kerja. Hanya ada tiga orang karyawan yang memilih tidur di mes.
Malam semakin larut. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Karyawan lain terlihat sudah tidur di kamarnya masing-masing. Sementara Rara masih asyik menonton TV. Saat asyik menonton TV, tiba-tiba Rara dikejutkan dengan pintu kamar tamu yang terbuka sendiri. Rara pikir hal itu karena tertiup hembusan angin malam, yang waktu itu memang cukup kencang. Lalu ia mencoba menutupnya kembali dan menguncinya agar tidak terbuka lagi.
Rara pun mulai merasa nantuk. Ia lalu mematikan TV dan bergegas ke kamar untuk beristirahat. Tak lama kemudian Rara pun tertidur pulas. Lalu saat waktu menunjukkan pukul 1 dini hari, Rara dikejutkan dengan suara anak ayam. Suara itu sepertinya datang dari arah dibalik jendela kamarnya. Rara pikir itu anak ayam siapa malam-malam bersuara. Tak ada yang bisa diperbuat Rara untuk menghentikan suara anak ayam itu. Rasa kantuknya pun menjadi terganggu karena suara anak ayam itu.
Saat itu Rara hanya bisa melihat ke arah jendela. Saat itulah Rara dikagetkan dengan bayangan hitam yang melintas di celah-celah jendela. Ia pikir ada orang yang sedang mengintip di luar jendela. Rara pun memberanikan diri bertanya, Hei, itu siapa di luar? ucap Rara. Namun tak ada jawaban apapun dari luar jendela. Belum lagi rasa kantuknya hilang. Gorden jendela kamarnya tiba-tiba bergerak seperti ada yang menarik. Benar saja.
Tutup Gordennya tiba-tiba terangkat ke atas. Dan terlihat jelas oleh Rara. Sosok perempuan tinggi berpakaian serba putih dengan rambut panjang terurai. Dengan penuh ketakutan, Rara mencoba menenangkan diri. Lalu ia melihat ke sosok tersebut. Betapa kagetnya saat ia melihat ke arah wajahnya. Ternyata seorang nenek tua. Matanya melotot seperti sedang marah. Setahu Rara, di lingkungan mesnya tidak ada nenek-nenek seperti yang ia lihat ini. Rara kembali mencoba menenangkan diri. Kali ini ia berusaha membaca ayat-ayat Al-Quran sebisanya.
Lalu perlahan sosok nenek tua itu mulai menghilang dari pandangan Rara. Hanya beberapa saat, Rara kembali dikagetkan oleh suara anak ayam. Rara mencoba memfokuskan pendengarannya. Rupanya suara anak ayam itu datang dari ruangan tengah. Lalu suara itu dibarengi dengan ketukan pintu kamar Rara. Rara pikir itu teman kerjanya yang berada di kamar sebelah. Dia lalu berusaha membukanya. Saat pintu dibuka, Rara begitu kaget melihat sosok di balik pintunya.
Rupanya sosok yang berdiri di depan Rara adalah sosok nenek tua yang sebelumnya muncul di balik jendela kamarnya. Dengan penuh rasa takut, Rara menutup pintu dan berlari ke arah tempat tidurnya. Lalu ia menutupi tubuhnya dengan selimut. Aneh. Lampu kamar tiba-tiba mati. Rara semakin ketakutan. Tangannya berusaha menggapai saklar lampu. Dengan harapan lampu kembali menyala, Rara mulai merasakan kepalanya sakit. Namun sekuat tenaga ia berusaha menggapai saklar lampu.
Ketika lampu kamar menyala, rupanya sosok itu sudah ada di dalam kamar Rara. Lagi-lagi matanya melotot ke arah Rara. Kali ini sosok itu tertawa mengerikan. Lalu Rara menjerit sekuatnya. Tiba-tiba, pandangannya terasa gelap. Rupanya Rara tak sadarkan diri. Entah berapa lama Rara tak sadarkan diri. Saat matanya terbuka, ia memandangi teman-temannya sedang memperhatikannya.
Lalu ia melihat ke arah jendela. Rupanya hari sudah pagi. Tak lama kemudian Mang Nono datang membawa air dan sarapan untuk Rara. Usai sarapan, Rara menceritakan apa yang sudah dialaminya. Mulai dari awal sampai ia tak sadarkan diri. Itulah kisah horror nyata yang pernah dialami oleh Rara.
Komentar
Posting Komentar