Rebalas Pedia - Di tengah bentangan sunyi dan luasnya padang pasir Al-‘Ula, Arab Saudi, menjulang sebuah mahakarya alam yang tidak dibangun oleh tangan manusia, melainkan terbentuk secara alami oleh waktu, angin, dan erosi: Elephant Rock.
Formasi batu pasir raksasa ini menyerupai seekor gajah dengan belalai yang menjuntai ke tanah, seolah terhenti dalam langkahnya untuk merenungi keabadian.
Meski tanpa sentuhan pahatan manusia, bentuknya tampak begitu presisi, seakan diciptakan dengan sengaja oleh alam—sebuah karya seni purba tanpa seniman, hasil dari jutaan tahun proses geologi yang perlahan mengikis, membentuk, dan memahatnya menjadi ikon yang memesona.
Lebih dari sekadar keindahan geologis, Elephant Rock adalah bagian dari lanskap budaya dan sejarah Al-‘Ula, sebuah kota oasis kuno yang dahulu merupakan titik persilangan penting dalam jaringan perdagangan Kerajaan Nabatea.
Batu bisu ini menjadi saksi diam perjalanan waktu—menyimpan narasi tentang sejarah peradaban dan keagungan kekuatan alam.
Ketika angin berhembus melewati lengkungannya, terdengar desir lembut yang mengalun seperti bisikan.
Apakah itu suara dari kisah yang telah lama terlupakan, ataukah gumaman bumi yang hanya bisa dipahami oleh mereka yang bersedia mendengarkan dalam keheningan.
Komentar
Posting Komentar