Rebalas Pedia - Foto hitam-putih yang diambil pada tahun 1927 ini menampilkan pemandangan yang mungkin tampak mengejutkan bagi sebagian orang di masa kini: seorang bayi sedang menyusu langsung dari seekor kambing.
Bagi masyarakat modern, adegan seperti ini terasa asing, bahkan tak lazim. Namun pada zamannya, situasi ini bukan sekadar keunikan, melainkan soal hidup dan mati.
Sebelum kehadiran susu formula, akses mudah ke fasilitas kesehatan, dan tersedianya bank air susu ibu (ASI), banyak keluarga di pelosok dunia harus mencari cara alternatif untuk memastikan kelangsungan hidup bayi mereka.
Ketika seorang ibu meninggal saat melahirkan, menderita sakit, atau tidak mampu menyusui, satu-satunya harapan bisa datang dari seekor hewan pemamah biak: kambing. Meski susu sapi tersedia lebih melimpah, komposisinya dianggap terlalu berat dan kurang sesuai dengan sistem pencernaan bayi.
Sebaliknya, susu kambing memiliki kandungan yang lebih ringan, dengan struktur protein yang lebih menyerupai ASI manusia, sehingga menjadi alternatif yang lebih cocok dalam kondisi darurat.
Praktik ini tercatat dalam berbagai budaya dan wilayah.
Di Eropa pada abad ke-18 dan ke-19, di daerah pedesaan Amerika, hingga di kawasan Asia Tengah, kambing—bahkan keledai—pernah dijadikan "ibu susuan" bagi bayi yatim piatu, bayi prematur, atau anak-anak dari ibu yang tidak bisa menyusui.
Meskipun bukan solusi ideal, keselamatan bayi menjadi pertimbangan utama.
Sebuah kisah menyentuh pernah disampaikan oleh seorang perempuan:
“Ibuku lahir prematur pada tahun 1942, di sebuah peternakan terpencil tanpa listrik, dokter, bahkan telepon.
Ia disusui oleh kambing milik tetangga. Sampai usia senja, ibuku selalu berkata bahwa mungkin dari susu kambing itulah ia mendapatkan tubuh yang kuat dan sifat keras kepala.”
Saat ini, praktik semacam ini tidak lagi dianjurkan secara medis, mengingat risiko infeksi serta ketidakseimbangan nutrisi.
Namun, kisah-kisah seperti ini menjadi pengingat bahwa di masa lalu, manusia kerap harus mengandalkan alam untuk bertahan hidup—termasuk dari hewan ternak yang sederhana.
Pertolongan Tuhan bisa hadir dalam bentuk yang tak terduga. Bahkan, seekor kambing pun dapat menjadi perantara kasih sayang dan penyelamat kehidupan.
Komentar
Posting Komentar