2.000 Tahun Terkubur di Rawa Denmark Jasad Wanita Ini Ditemukan Masih Utuh

Rebalas Pedia - Huldremose Woman merupakan salah satu penemuan tubuh rawa paling ikonik di Eropa, yang menawarkan wawasan luar biasa mengenai kehidupan masyarakat Skandinavia pada era Zaman Besi. Ia ditemukan secara tidak sengaja pada 15 Mei 1879 oleh seorang pekerja gambut di dekat Ramten, Jutland, Denmark.

Terkubur sedalam satu meter di dalam lapisan gambut yang bersifat asam dan minim oksigen, jasad perempuan ini terawetkan secara alami selama lebih dari dua milenium. Diperkirakan berusia lebih dari 40 tahun saat meninggal, jasad Huldremose Woman menunjukkan sejumlah luka serius, termasuk lengan kanan yang terputus.

Beberapa peneliti berspekulasi bahwa ia mungkin menjadi korban dari praktik pengorbanan ritual—sebuah tradisi yang diketahui pernah ada dalam masyarakat prasejarah Eropa Utara. Namun, penyebab pasti kematiannya masih menjadi bahan perdebatan akademis.

Penanggalan radiokarbon menempatkan masa hidupnya antara tahun 160 SM hingga 340 M, pada masa awal Zaman Besi di wilayah tersebut. Berbeda dengan mayoritas temuan tubuh rawa lainnya yang biasanya ditemukan tanpa pakaian, Huldremose Woman ditemukan dalam keadaan berpakaian lengkap, lengkap dengan aksesori.

Ia mengenakan dua lapis mantel yang terbuat dari kulit domba dan kambing—satu sebagai lapisan luar dan satu lagi sebagai lapisan dalam. Masing-masing mantel terdiri dari banyak potongan kulit yang telah ditambal secara ekstensif.

Mantel luar berukuran sekitar 170 cm lebar dan 82 cm panjang, sedangkan mantel dalam sedikit lebih kecil namun lebih kompleks, tersusun dari setidaknya 22 potongan kulit tambahan yang berasal dari berbagai jenis hewan, termasuk rusa.

Selain mantel, ia juga mengenakan rok wol bermotif kotak-kotak berwarna biru keunguan dan sebuah syal merah yang diikat dengan peniti yang terbuat dari tulang burung.

Jejak serat dan bekas kain pada kulitnya menunjukkan bahwa ia kemungkinan juga memakai pakaian dalam yang terbuat dari serat tumbuhan seperti jelatang, yang menjuntai dari bahu hingga bawah lutut.

Salah satu aspek paling menarik dari penemuan ini adalah kualitas tekstil yang digunakan. Analisis kimia mengungkapkan penggunaan pewarna alami dari tanaman, serta teknik penenunan dan pencelupan yang mencerminkan kemajuan teknologi tekstil pada masa itu.

Dalam saku mantel dalam—yang dibuat dari bagian kandung kemih hewan—ditemukan sisir dari tanduk, tali kulit, dan ikat kepala dari wol, yang menunjukkan pemahaman mendalam mengenai pakaian, perlindungan diri, dan identitas sosial.

Penelitian isotop strontium yang dilakukan oleh Dr. Karin Frei pada tahun 2009 mengungkap bahwa wol pada syalnya kemungkinan besar berasal dari sumber lokal, sedangkan bahan untuk rok menunjukkan asal-usul dari setidaknya tiga lokasi berbeda, termasuk wilayah yang kini dikenal sebagai Norwegia atau Swedia.

Temuan ini menunjukkan adanya jaringan perdagangan atau mobilitas masyarakat yang jauh lebih luas daripada yang sebelumnya diperkirakan untuk kawasan Skandinavia kuno.

Kini, Huldremose Woman dipajang di Museum Nasional Denmark, tidak hanya sebagai peninggalan arkeologis, tetapi juga sebagai simbol kekayaan budaya, spiritualitas, mobilitas, dan kompleksitas sosial masyarakat Eropa Utara dua ribu tahun yang lalu.

Komentar